Kamis, 19 September 2013

Realita Media Saat Ini (Oleh: Idham Afandi)

Demi mendapatkan hasil foto yang baik, seorang fotografer harus cerdas dalam mengambil sisi keelokan dari objek yang akan diambil. Salah satunya ketika memfoto seorang model,  misalkan model tersebut akan nampak elok ketika difoto dari depan, kalau sang fotografer mengambilnya dari depan maka akan terlihat sisi positif dari sang model, tetapi jika sang fotografer mengambil sisi lain dari model tersebut, hal yang akan dinilai oleh responden adalah ketidak menarikan dari model tersebut. Dan akan memperparah kondisi penilaian responden terhadap hasil foto, jika sang fotografer mengambil sisi yang menjadi sisi buruk(kekurangan) tanpa memberikan perbandingan dengan sisi-sisi yang lain dari soerang model tersebut.
          
Dalam contoh diatas hal yang bisa menjadi pengubah penilaian responden terhadap seorang model hanya dari hasil foto. Tidak memperdulikan keaslian foto atau melihat hasil foto dari sisi lain. Responden akan menilai secara langsung ketika melihat hasil foto, jadi seolah-olah penilaian responden kepada seorang model tergantung dari seorang fotografer mengambil sisi yang baik kah? Atau sisi keburukan dari sang model?

Itulah ibarat pandangan yang dapat merubah  nilai suatu objek ketika kita salah mengambil atau melihat objek tersebut. Kondisi ini yang kini sedang terjadi di Negara ini. Bagaimana media sebagai fotografernya, dan politisi menjadi modelnya, dan masyarakat menjadi respondennya.

Ilustrasi Media
Realita Media Kini
Saat ini acapkali media memberitakan kabar-kabar yang menjadi kepentingan sekelompok orang, yang dapat menaikkan citra dari kelompoknya dan pula menghancurkan integritas lawan dari kelompoknya. Media kini dilakoni oleh orang-orang yang berkuasa secara financial di negri ini, yang punya tujuan memperebutkan jabatan pemerintahan dan menguasai BUMN negri ini.

Media memberikan informasi-informasi berlebihan dan dapat membelokkan pandangan masyarakat tentang suatu kejadian yang ada, media mempolitisasi kebenaran demi kesenangan Bosnya, media membumingkan sisi baik dari sang mafia kejahatan, media menutup-nutupi kesalahan dan kemudian membalikkan fakta demi kepentingan pribadi,

Dimanakah letak kebenaran dan keadilan, ketika media di miliki oleh orang-orang yang busuk, dimanakah seorang fotografer yang mampu menunjukkan banyak sisi dari pemberitaan media saat ini.

Sungguh disayangkan,….


Inilah realita media saat ini, dan solusi dari kondisi seperti ini ialah negri ini harus memiliki responden(masyarakat) yang dituntut cerdas dalam menyikapi pemberitaan media. Dan yakinlah kebenaran akan menemukan jalannya, dan kejahatan akan ada balasannya.

Tidak ada komentar: